Kefanaan





Kefanaan.

Wanita yang kala itu singgah dan membuat rasa menggelora
Sirna, dalam waktu seketika
Menyisakan luka beraksara
Pergi dari raga aslinya

 Rinduku saat ini begitu larut
Tak sanggup langkah kaki menjauh
Meski dengan berkendara
Melepas semua pakaian, bertelanjang.

  Aku beralih ketempat yang sama
Tempat dimana perihal ini dilahirkan
Tempat bersejarah
Dalam ruangkosong yang menjadi saksi titik hitam diatas putih

 Kembali masuk dalam savana luas
Menancapkan kembali patok awal
Lekas dinding
Kemudian atap

.....

Burung camar bernyari riang
Bak saat pertama kulihat
Melihatku dengan mata berbinar
Begitu antusias mereka

Kembali pada titik awal yang menjadi akhir
Lalu pergi menuju dunia yang dahulu tabu
Serta menjadi sebuah lara yang menghantui hidup mereka sepanjang hayat ……

A-


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BUKAN SENJA YANG BIASA

Gambar
Sore itu aku menyaksikan senja diufuk barat, semua tampak terpana dengan cahaya yang membilas mata. Melunturkan nafsu dan keinginan, membius jiwa serta raga. Tiada cacat disetiap sudutnya. Aku menyaksikan seorang diri, beberapa dengan keluarga, dan tak sedikit dengan kekasihnya. Tapi dengan begitu aku menyaksikan dengan jujur tanpa kepalsuan yang dipendam. Cara mereka pun beragam, berpelukan, tertawa riang, dan bergandeng tangan. Tapi aku hanya terdiam, melihat sesosok lelaki paruh baya dengan lentera kecil ditanggannya, berjalan, menjauhi kerumunan dengan senyum kecil menuju sisi lain kehidupan.  Aku ikuti dengan rasa hati penuh penasaran, langkah kakinya lunglai, senyum yang sedari tadi ditebar mendadak hilang, hanya lesu yang tampak dari kejauhan. Cahaya keemasan yang sedari tadi mengiringi pun mulai pupus, hanya menyisakan sebuah cahaya dari lentera kecil ditanggan. Aku serasa tidak diduniaku saat ini. Perjalanan terasa panjang, hingga aku dikejutkan dengan panggil
Baca selengkapnya

RINDU

Gambar
RINDU Menanti yang telah lama mati Menunggu yang lama tergilas rindu Pergimu menyisakan sendu Yang tak lagi terbantahkan. Ingin kulipat bumi yang membuat jarak antara kita, Ku keringkan lautan, yang selalu saja menjadi sumber hujan penghapus jejak Dan ingin kubius angin yang selalu membisikan namamu Dipenghujung waktu, tetiba angin berbisik dengan syahdu Menyampaikan pesan tentang dirimu Dirimu yang telah menjadi jiwa tanpa raga menuju singgasananya.
Baca selengkapnya